METODE ANGKET
A. PENGERTIAN ANGKET
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).
angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden (Dr. Hadari Nawawi)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga. Atau, Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subyek. Dan berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subyek yang diselidiki.
B. KLASIFIKASI ANGKET
1. Berdasarkan subyek atau responden
Angket langsung Yaitu Angket yang bertujuan mengumpulkan data tentang seseorang, dengan menyampaikan angket lagsung pada yang bersangkutan, yang menjawab atau mengisi angket itu adalah subyek yang diselidiki sendiri(bukan orang lain). Contoh :Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?
Angket tidak langsung Yaitu Angket yang bertujuan mengumpulkan data tentang seseorang, dengan menyampaikan angket pada orang lain untuk menanggapinya, yang menjawab atau mengisi angket adalah orang lain. Contoh:Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?
2. Berdasarkan struktur
Angket berstruktur Yaitu angket yang berisi pertanyaan serta jawabannya, hingga responden tinggal memilih atau menyatakan dengan jelas, konkrit, dan sngkat.
Angket tak berstruktur Yaitu angket yan hanya berisi pertanyaan, jawaban yang dikehendaki adalah jawaban yang bebas dengan uraian yang panjang lebar dari responden.
3. Berdasarkan jenis pertanyaan
Tertutup Yaitu angket yang telah menyediakan kemungkinan jawaban, hingga responden hanya memberikan jawaban sebatas pilihan yang telah tersedia.
Terbuka Yaitu angket yang tidak menyediakan kemungkinan jawaban, hingga respnden bebas memberikan jawaban.
Campuran tertutup dan terbuka Yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban, dan di susul dengan pertanyaan terbuka.
4. Berdasarkan bentuk jawaban
Jawaban tabuler Yaitu angket yang meminta responden untuk menjawab dengan mengisi kolom yang telah disediakan.
Jawaban berskala Yaitu angket yang menyediakan pilihan jawaban dengan kategori dalam skala bertingkat, responden dapat memilih tingkatan sesuai tingkat kecenderungan sikap, kondisi, dsb.
Jawaban dengan cek Yaitu angket yang telah menyediakan pilihan,respoden menjawab dengan cara memilih salah satu pilihan yang tersedia.
Jawaban kategorikal Yaitu angket yang memberikan plihan jawaban yang berupa pernyataan benar-salah.
5. Berdasarkan aspek kepribadian
Angket umum Yaitu angket menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden.
Angket khusus Yaitu angket yang menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis.
C. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGKET
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan tekni analisisnya.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERLU TIDAKNYA PEMBERIAN NAMA PADA ANGKET
1. Tingkat kematangan responden.
2. Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban (misalnya gaji untuk pria dan umur untuk wanita).
3. Kemungkinan tentang banyaknya angket.
4. Prosedur (teknik) yang akan diambil pada waktu menganalisis data.
E. KETEPATAN ANGKET
Penggunaan angket tepat bila :
1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.
F. PETUNJUK MEMILIH BAHASA YANG DIGUNAKAN
1. Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut :
2. Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana.
3. Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
4. Pertanyaan harus singkat.
5. Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah.
6. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –pertanyaan yang menyulitkan.
7. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
8. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum menggunakannya.
9. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.
G. SKALA DALAM KUISONER
Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :
Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner.
Agar respoden memilih subjek kuesioner.
Ada empat bentuk skala pengukuran , yaitu :
1. Nominal : Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-mail
2. Ordinal : Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya.
3. Interval : Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.
4. Rasio : Skala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.
H. MERANCANG KUISONER
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.
1. Format kuesioner sebaiknya adalah :
Memberi ruang kosong secukupnya,
Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian lainnya.
Memberi ruang yang cukup untuk respons,
Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.
Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.
Konsisten dengan gaya.
2. Urutan Pertanyaan
Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.
Item-item cluster dari isi yang sama.
Menggunakan tendensi asosiasi responden.
Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.
I. KELEMAHAN METODE ANGKET
Metoda angket banyak mengandung kelemahan-kelemahan: kelemahan-kelemahan tersebut yg terpenting adalah:
1. Terlebih dahulu harus ada perumusan yang benar-benar jelas mengenai masalahnya. Hal ini tidak mudah melakukannya.
2. Kalau masalah telah jelas, merumuskan dalam angket tidak mudah. Bahasa yang digunakan harus cukup mudah. Dan dapat diharapkan diberi arti sama oleh mereka yang harus mengisinya. Karena itu pemilihan kata-kata yang di gunakan terlebih-lebih istilah teknis. Harus benar-benar mengerti
3. Jika kedua hal tersebut di atas itu telah dapat diatasi. Dan angket telah dikirim kepada sejumlah besar subyek . maka akan ternyata bahwa menjawab dan mengirim kembali itu hanya sebagian dari subyek yang diselidiki.
4. Dari data yang diperoleh masih ada kesukaran lagi. Karena bahasa yang dipergunakan oleh sipenjawab tidak selalu mempunyai arti yang sama. Sehingga interprestasinya harus hati-hati
5. Tidak dapat benar-benar dijamin. Bahwa jawaban atau isian dalam angket memberikan data menurut apa adanya. Mungkin dengan sengaja atau tidak si subyek menyembunyikan kelemahannya: mungkin untuk menjawab atau mengisi itu, dia merundingkan lebih dahulu dengan orang lain. Dsbg
J. KELEBIHAN METODE ANGKET
Walaupun banyak mengandung kelemahan. Namun metoda angket banyak digunakan. Karena disamping kelemahan-kelmahan itu metoda angket banyak mengandung kebaikan –kebaikan antara lain:
1. Biaya relatif rendah Waktu untuk mendapatkan data relatif singkat. Dalam waktu singkat dapat diperoleh banyak data Untuk para pelaksananya (bukan perencana) tidak dibutuhkan keahlian mengenai lapangan yang sedang diselidiki Dapat dilakukan terhadap subyek yang besar jumlahnya.
2. Metode angket merupakan metode yang praktis, dari jarak jauh metode ini dapat digunakan. Penyelidik tidak perlu langsung datang di tempat penyelidikan.
3. Dalam waktu yang singkat dapat dikumpulkan data yang relative banyak. Disamping itu tenaga yang digunakan sedikit, sehingga dari segi ini merupakan metode yang hemat.
4. Orang dapat menjawab leluasa, sehingga tidak dipengaruhi oleh orang-orang lain. Orang akan lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar