tulisan cah eyek

mungkan ini hanya tulisan dari seorang yang masih belajar. Tapi semoga ini bisa bermanfaat bagi semuaa...

Sabtu, 09 Januari 2010

marah merupakan perubahan sikap manusia

A. SIKAP

1. Pengertian Sikap

Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring dengan pendapat G.W. Alport di atas Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.

Sedangkan Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 ) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

2. Komponen Sikap

• Afektif
Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.

• Kognitif
Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

• Konatif
Komponen konatif adalah aspek vohsional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

3. Perubahan Sikap

Apakah sikap yang anda miliki bisa berubah? Ya. Sikap bisa berubah. Anda bisa merubah sikap anda. Pertanyaannya, mengapa dan bagaimana perubahan sikap terjadi?

Setidaknya ada dua penjelasan untuk menerangkan perubahan sikap yang anda alami. Pertama oleh karena adanya konsistensi kognitif dalam diri anda. Kedua, karena adanya persuasi untuk merubah sikap anda.

 Konsistensi kognitif

Semua orang berupaya mencari konsistensi di dalam pikiran mereka, baik dalam hal keyakinan, nilai-nilai maupun persepsi. Jika tidak konsisten mereka akan berusaha menjadikannya konsisten. Tidak mungkin pada saat yang sama anda akan mengakui bahwa pemerkosaan itu jahat sekaligus baik. Anda pasti memilih salah satunya saja.

Bayangkan anda tidak menyukai makanan capjay di sebuah restoran. Namun suatu saat anda mendengar bahwa seoarng koki terkenal memuji bahwa capjay di restoran itu sangat enak. Nah, informasi baru itu tidak konsisten dengan sikap anda. Anda tidak tidak menyukai capjay disana tapi koki terkenal menyukai. Kondisi tersebut dinamakan disonansi. Jadi, disonansi muncul ketika anda memiliki dua informasi atau dua pikiran yang saling bertentangan. Anda disebut mengalami disonansi jika melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan sikap anda.

Kondisi disonansi menjadikan seseorang berusaha agar kembali konsisten. Makin besar disonansinya maka makin besar pula motivasinya. Bagaimana caranya untuk mengurangi disonansi? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan; melalui perubahan perilaku atau perasaan, merubah sikap, atau mengabaikan informasi.

Sebagai contoh, kita ambil sikap terhadap bakso. Anda menyukai makan bakso dan sering mencoba bakso di berbagai tempat. Suatu saat anda mendengar bahwa banyak bakso yang menggunakan formalin dan daging tikus. Karena informasi tersebut anda mengalami disonansi. Nah, apa yang anda lakukan untuk mengurangi disonansi anda? Mungkin anda berhenti mengkonsumsi bakso, tidak lagi menyukai bakso (menjadi bersikap negatif), atau mengabaikan informasinya (cuek saja).

 Komunikasi persuasif

Lihatlah di majalah-majalah, koran, televisi, dan media massa lainnya. Anda akan menemukan banyak sekali informasi yang ditujukan untuk mengubah sikap anda. Mulai dari berita, opini, iklan, dan sebagainya. Misalnya iklan dibuat agar anda berubah sikap hingga mau membeli barang yang diiklankan.

Bagaimana sebuah persuasi bisa berhasil merubah sikap? Ada beberapa syarat agar persuasi bisa merubah sikap. Baik penyampai persuasi atau komunikator, isi pesan, maupun audiens (pihak yang dipersuasi) harus sama-sama menunjang. Berikut beberapa fakta yang berhubungan dengan perubahan sikap dan persuasi:
• Orang yang ahli lebih persuasif ketimbang yang tidak ahli.
• Pesan yang tidak ditujukan untuk merubah sikap kadangkala lebih berhasil merubah sikap daripada pesan yang sengaja ditujukan untuk merubah sikap.
• Komunikator yang populer dan menarik lebih bisa merubah sikap daripada yang tidak populer dan tidak menarik
• Orang yang memiliki percaya diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
• Orang yang memiliki harga diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya

Persuasi dapat ditingkatkan dengan jalan memunculkan emosi yang kuat pada suatu hal. Misalnya saja agar seseorang berhenti minum minuman keras maka dibuat agar orang itu takut dengan minuman keras (memberikan informasi bahwa minuman keras dapat membunuh dengan menunjukkan gambar-gambar dan contoh-contoh).

Bisa saja anda menolak untuk merubah sikap anda meskipun telah memperoleh informasi yang tidak konsisten dengan sikap anda atau telah mendapat persuasi. Pertanyaannya, mengapa anda menolak merubah sikap anda?

Terdapat beberapa penyebab sehingga anda tidak mau merubah sikap anda. Pertama, anda berupaya melindungi kebebasan anda. Diri anda tidak ingin memiliki sikap tertentu karena hasil persuasi atau bujukan orang lain. Sikap yang dihasilkan dari persuasi orang lain berarti menandakan ketidakbebasan anda dalam menentukan sikap anda sendiri. Ini makanya gembar gembor agar anda memilih partai tertentu tidak mempengaruhi anda sama sekali. Begitupun usaha para sales yang sedemikian gencar menawarkan produk pada anda malah membuat anda terganggu. Anda merasa memiliki kebebasan untuk apapun. Persuasi-persuasi tadi dianggap mengganggu kebebasan anda. Oleh sebab itu anda menolak berubah.

Kedua, anda menolak persuasi karena tahu bahwa pesan yang anda terima memang dibuat untuk persuasi. Seringkali ada informasi yang memang sengaja digunakan untuk merubah sikap orang. Nah, jika anda tahu bahwa informasi tertentu ditujukan untuk mengubah sikap anda, maka anda cenderung menolaknya. Misalnya dalam sebuah acara televisi mengenai bahaya merokok, narsumber mengatakan bahwa merokok merugikan keuangan. Nah anda malah mengatakan “ah, itu kan kata dia saja!”

Ketiga, menghindar dari informasi yang tidak konsisten dengan sikap anda. Biasanya secara otomatis seseorang akan lebih memperhatikan informasi yang konsisten dengan sikapnya dan mengabaikan yang tidak konsisten.


B. MARAH

Marah adalah suatu kondisi psikologis (kejiwaan) yang membuat lahiriah badan dan bathin tidak normal. Ia terjadi dari sebab-sebab tertentu dan memiliki implikasi yang amat berbahaya. Dalam menyikapinya pun, masing-masing orang berbeda-beda.

1.Macam – macam Marah
• .Marah yang tidak konstruktif
Adalah dimana seseorang tidak dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senangnya dengan menyakiti orang lain, dengan cara : diam / memendam sendiri, mencoba kamuflase, perilaku kasar, bicara kasar dan membantah disertai kekerasan



• Marah yang konstruktif
Adalah dimana seseorang dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti, dengan cara : bicara jelas, tegas, tidak mengancam, kontak mata tapi tidak menimbulkan masalah baru dan relaks.
2.Penyebab Marah
• Bawaan/fithrah/tabi’at
• Merasa tinggi dan sombong terhadap orang lain
• Egoisme dan kecintaan terhadap diri sendiri yang berlebihan
• Perselisihan yang tajam yang berkepanjangan dan tidak ada manfaatnya
• Saling menuduh meski sekedar untuk bergurau
• Saling mengejek dan merendahkan antar satu sama lainnya.

3.Tanda – Tanda Marah
• Secara Fisik
Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keluar keringat dan tekanan darah meningkat.
• Secara Emosional
Merasa terganggu, menentang, jengkel,dendam, meremehkan, dan merasa kuat.
• Secara Social
Perilaku keras, ejekan atau humor yang tidak konsruktif, penolakan atau menarik diri..
• Kognitif
Mendominasi, bawel, cerewet,sarkasme, berdebat dan meremehkan
• Secara Spiritual
Ingin menang sendiri, tidak bermoral dan atau kreatifitas terhambat.




4. Kerugian Marah Yang Tidak Sehat
• Perasaan tidak tenang.
• Keadaan diri sendiri / lingkungan menjadi tidak menyenangkan.
• Merasa lelah.
• Habis energi.
• Orang lain menjadi sakit hati.
• Banyak musuh.
• Tidak punya teman.
• Merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Manfaat Mengungkapkan Marah Secara Konstruktif
• Masalah terselesaikan.
• Beban pikiran berkurang.
• Kegiatan sehari – hari tidak terganggu.
• Tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
• Banyak teman.
• Tidak menyakiti orang lain dan energi tidak habis dengan percuma.

6.Cara Mengungkapkan Marah Yang Konstruktif
• Secara Fisik
Menyalurkan energi kemarahan melalui aktifitas fisik seperti berolah raga, bekerja atau memukul – mukul bantal.
• Secara Emosional
Mencari ketenangan dan menghindari sumber penyebab marah.
• Secara Social
Menceritakan pada orang yang dapat di percaya atau dengan berpartisifasi dalam kegiatan orang lain.
• Secara Lisan
Secara asertif mengungkapkan kemarahan / kekesalan secara baik – baik terhadap orang yang bersangkutan.
• Secara Spiritual
Dengan berdoa dan mengadu pada Tuhan serta melaksanakan kegiatan ibadah seperti mengaji dan sholat.

C. KESIMPULAN

• Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak, sikap yang dimiliki oleh manusia dapat berubah oleh beberapa factor, yakni dengan konsistensi kognitif dan komunikasi persuatif. Marah merupakan salah satu perubahan sikap, karena marah tidak akan terjadi tanpa sebab, missal Saling mengejek dan merendahkan antar satu sama lainnya. Atau seorang dapat merasa marah karena adanya profokator (komunikasi persuasif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar